Pages

Tuesday, July 23, 2013

Selamat Hari Anak 2013!!

Hari Anak Nasional (HAN) tidak terlalu terdengar gaungnya di Indonesia. Saya sendiri tidak ingat ketika duduk di bangku sekolah dulu bahwa pernah diadakan acara khusus bagi pelajar untuk merayakan hari ini. Bagi Anda yang mungkin lupa, saya ingatkan ya, kalau Indonesia menetapkan Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli. Sejarah penetapan tanggal HAN ini tidak terlalu menarik; tidak ada cerita bombastis tentang seorang anak atau suatu alasan khusus. Ketika itu, Presiden Soeharto berdasarkan Keputusan Presiden no.44 tahun 1984, memilih langsung tanggal 23 Juli. Saya hanya dapat menebak-nebak bahwa alasan beliau adalah karena salah satu anaknya lahir pada tanggal tersebut. Anak yang mana? Silahkan Anda Google sendiri, supaya penasaran :)

Menurut saya, ada satu kesamaan dari anak-anak di seluruh dunia, tidak peduli latar belakangnya. Kesamaan itu adalah rasa ingin tahu. Kita sering lihat anak-anak loncat ke sana ke mari, membongkar barang, memetik dedaunan, memegang segala sesuatu dan memecahkan segala sesuatu. Semuanya adalah baru bagi mereka. Tabir-tabir keingintahuan mereka terjawab satu per satu seiring dengan bertambahnya umur. Sayangnya, sering kali proses berkembangnya anak-anak terhambat karena berbagai macam alasan. Bisa jadi karena tidak adanya kehadiran orang dewasa yang mengayomi, kurangnya biaya untuk pendidikan, pergaulan yang negatif, tidak tersedianya tempat publik untuk bermain, dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri masih banyak ketidakjelasan mengenai komitmen pemerintah untuk anak-anak. Kalaupun ada (seperti ikutnya Indonesia dalam menandatangani Konvensi Hak-hak Anak PBB tahun 1990), sepertinya hanya masih dalam level "lip-service". Apa yang akan terjadi dengan perombakan sistem pendidikan Indonesia yang ingin diterapkan tanpa uji coba? Bagaimana dengan edukasi anak-anak terpenjara? Apa kabarnya penyelundupan dan perdagangan anak sebagai pekerja bawah umur? Kapan Indonesia memiliki kota ramah anak dengan trotoarnya, zebra-crossnya, dan taman bermainnya? Dan masih bejibun pertanyaan lain yang pelan-pelan harus terjawab. 

Walaupun memang pembenahan dari isu-isu anak banyak menjadi tanggung jawab pemerintah, sejujurnya diperlukan juga tanggung jawab besar dari masyarakat. Di kesempatan ini, saya ingin memperkenalkan yayasan yang saya terlibat di dalamnya sejak awal tahun ini. Sahabat Anak Prumpung mencoba hadir mewakili masyarakat untuk dapat mewujudkan hak-hak anak di daerah Prumpung. Selain memberikan bimbingan belajar setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu, ada banyak lagi kegiatan yang dilakukan. Contohnya memberikan makanan sehat dan vitamin, memberikan beasiswa, menyediakan wadah anak-anak untuk berkarya, pelajaran seni lukis, tempat bacaan, dan lain-lain. Namun, yang paling saya rasakan penting yang Sahabat Anak berikan adalah konsistensi, kehadiran, dan cinta kasih. Anak-anak sebenarnya tidak menuntut banyak, hanya kehadiran dan perhatian, yang sayangnya tidak terpenuhi untuk masih banyak anak terutama di daerah marjinal Jakarta.

Hampir semua anak SMA, SMK, dan kuliah yang tergabung menjadi volunteer pengajar di Prumpung adalah anak-anak yang mengikuti kegiatan Sahabat Anak Prumpung semenjak mereka kelas 1 atau 2 SD. Terlihat jelas jiwa mereka yang memimpin dan membimbing adik-adiknya, serta rasa tanggung jawab mereka yang tinggi dalam menjalani aktifitas-aktifitas baik di dalam maupun di luar Sahabat Anak. Melihat mereka, saya jadi terbuka matanya atas hebatnya hasil investasi bimbingan dan pendidikan bagi anak-anak. Ini lah ternyata yang dapat terjadi jika hak-hak anak terpenuhi dari sejak dini, yang terlepas dari situasi sosial atau ekonomi dari keluarga dan masyarakat sekitarnya. Sebuah investasi yang tidak akan pernah jatuh harganya.

Jadi, baiklah, bisa jadi sejarah hari anak nasional kita kurang begitu jelas. Dan hari anak nasional ini tidak juga disambut dan dirayakan dengan gempita di seluruh pelosok negeri. Tapi, harapan yang tinggi tetap ada. Sebuah harapan yang bukan tanpa alasan. Harapan dan aksi-aksi nyata yang mudah-mudahan membawa kita ke suatu jaman di mana hari anak nasional justru tidak lagi diperlukan, karena hak-hak anak Indonesia sudah terpenuhi. 

Untuk sementara, selamat Hari Anak Nasional 2013 untuk seluruh anak Indonesia!! Kecup sayang dari seorang mantan anak Indonesia. Muaaah!!!

Bahagia lihat anak-anak ceria :)

No comments: